![]() |
Pesta sekolah sebagai ajang kumpul dana..- Dokrpi |
Pada catatan kecil ini, saya hanya menyoroti sedikit gambaran tentang party di Manggarai, Flores. Namun, pesta yang dimaksud, bukan gambaran umum sebagaimana dipahami publik.
Pesta pada umumnya adalah sebuah perayaan, perjamuan makan-minum. Secara singkat dapat dimengerti sebagai kegiatan "menghamburkan-hamburkan" uang–pesta pora.
Party di sini dalam tanda kutip. Sebenarnya kumpul-kumpul dana; baku sumbang. Lebih tepatnya baku sumbang, untuk keluarga atau kerabat.
Lalu mengapa disebut pesta? Dan bagaimana prosesnya?
Tulisan ini akan membagi tiga bagian. Pertama, pesta sekolah; kedua, pesta sambut baru; dan ketiga pesta nikah.
Pesta sekolah dan wuat wa'i
Pada pesta sekolah, perlu diingat, kata kuncinya tadi adalah kumpul dana. Biasanya anak yang baru lulus SMA akan pergi merantau dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Maka dari itu, orang tua atau keluarga membuat pesta. Namanya pesta sekolah.
Saat pesta sekolah, famili, kerabat atau undangan mendatangi lokasi pesta selalu dengan membawa dana semampunya.
Meski sekadar kumpul dana, tuan pesta tentu menyediakan makanan dan minuman.
Itu tadi, perjamuan. Makanannya enak-enak. Minimal potong babi.
Minumannya berupa tuak atau sopi dan bir.
Tuak atau sopi itu tentu dibanderol dengan harga dua kali lipat dari harga pasaran. Istilahnya tuan rumah adalah pemilik warung.
Di tempat pesta nanti jualannya bermacam-macam, selain berjabat tangan dan memberikan dana seadanya. Jualan itu misalnya, sate, kacang tanah, tuak atau sopi dan rokok.
Dalam konteks pesta sekolah dikenal juga istilah wuat wa’i. Secara harfiah wuat wai dari kata wuat dan wa’i. Wuat artinya memberi makanan atau bekal, dan wa’i artinya kaki.
Biasanya wuat wa’i merupakan ritual doa bersama pada pagi hari sebelum matahari terbit, saat seseorang atau anggota keluarga akan melangkahkan kakinya dari rumah untuk merantau. Baik untuk studi, maupun sekadar mencari nafkah.
Saat wuat wa’i, juru doa menyampaikan permohonan kepada Mori Jari Agu Dedek (Tuhan Pencipta dan Pemilik Kehidupan) dan leluhur, untuk perlindungan dan kesuksesan si anak.
Harapan itu disimbolkan dalam ungkapan “lalong bakok du lakom lalong rombeng koe du kolem” (ditandai darah ayam putih waktu kau berangkat, dan semoga seperti ayam berwarna-warni saat pulang).
Jika si anak menyelesaikan kuliahnya kelak, maka dilakukan upacara syukuran. Juga semacam sambutan dengan manuk rompok cepang (ayam warna warni).
Dalam tradisi Manggarai biasa disebut "toto panggal". Toto (menunjukkan) panggal (penutup kepala dan perlengkapan tarian caci)--merujuk pada kesuksesan atau toga.
Sedangkan pesta sekolah lebih modern. Acara ini dimeriahkan dengan musik-musik, baik musik tradisional maupun musik modern, diselingi dansa atau disko dan poco-poco.
Undangan berdatangan untuk berjabat tangan sambil memberikan uang. Atau dalam bahasa Manggarai cau lime.
Selain jabat tangan, undangan juga membeli tuak dan kacang tanah, rokok dan daging kepada tuan pesta. Uang hasil jualan itu semata-mata untuk si anak yang akan merantau (studi) tadi.
Proses pesta biasanya dimulai oleh MC atau pranatacara, untuk mempersilakan undangan berjabat tangan, ritual tuak reis dan tuak kapu makan-makan dan “acara bebas”.
Tuak kapu adalah sapaan (menyapa) atau sambutan dari pemilik pesta (dan kampung). Yang disimbolkan dengan tuak (minuman tradisional) kepada undangan.
Ungkapannya, misalnya:
“Mori, hitut bao ko?” (Tuan, terima kasih dan kami menyambut kalian yang menghargai undangan kami).
Dan dijawab serempak, “Iyo, ite!!” (Ya, Tuan).
Lalu dilanjutkan,
“Mori, ai olo lami tombon, rewengn agu wewa te bantang cama reje lele wie ho’o. Ole ho’o neng mai itet Mori. Bombong keta dami rak, mohas nai. Neho joeng tuka koe, neho tendeng tuka mese. Naka lami neho wua pandang kapu neho wua pau. Te kapu lami ite, mese baild itet mori. Ole, hoo kin tuak dami!”Terjemahan bebas:
“Tuan, sudah lama kami beri tahu, menyuarakan tentang pesta bersama malam ini. Aduh, kami senang karena tuan-tuan sudah hadir. Hati kami berbunga-bunga. Perut kami ibarat buah joeng dan tendeng (penutup joreng/wadah penyimpan padi). Kami menyambut seperti mendapat buah nanas dan mangga. Kami mau pangku kalian, tapi kalian lebih besar dan tidak bisa dipangku seperti anak kecil. Karena itu, inilah tuak simbol penyambutan dan penghormatan kami.”
![]() |
Suasana minum-minum saat pesta sekolah. - Dokpri |
Setelah juru bicara (biasanya tua adat atau yang dituakan) memberikan tuak, perwakilan undangan menjawab bebas dan mengambil tuak itu, lalu memberikan sejumlah uang.
Setelah tuak kapu, dilanjutkan acara lainnya. Misalnya nasihat-nasihat atau petuah, dansa dan disko. Setelah semuanya makan, lalu acara bebas atau gosok lantai sampai pagi.
Nasihat atau petuah biasanya dilakukan melalui lagu-lagu dan kata-kata. Acara bebas atau gosok lantai adalah saat berdansa atau disko bagi muda-mudi.
Sebelum tahun 2000-an, pesta sekolah biasanya dihadiri masyarakat dari kampung tetangga atau kampung terjauh lainnya.
Di sisi lain, pesta sekolah biasanya menjadi ajang cari jodoh, maka dominan yang hadir adalah muda-mudi.
Namun, seiring waktu berjalan, penduduk semakin bertambah. Pesta sekolah pun hanya keluarga-keluarga tertentu dan pang olo ngaung musi (masyarakat sekampung), dan sanak keluarga.
Belum pasti sejak kapan pesta sekolah dimulai. Tapi sejak adanya kesadaran masyarakat tentang sekolah dan "langgar laut", sejak saat itu pula dibuat pesta sekolah. Barangkali sejak tahun 1960-an.
Dalam upacara wuat wa'i dan pesta sekolah, dukungan anggota keluarga dan undangan sangat dibutuhkan.
Dukungan itu berupa dukungan moril dan materil. Ditandai dengan kehadiran, doa bersama, mengikuti semua prosesi dengan baik, dan memberikan sepeser uang, serta menjaga tradisi.
Kesemua itu merupakan dukungan tidak terhingga. Apalagi itu bersifat sukarela dan bukan paksaan. Kehadiran wujud tertinggi (Mori Jari Dedek) dan leluhur juga menjadi penting.
Pada gilirannya, wuat wai dan pesta sekolah patut direfleksikan, dikaji, dan dilestarikan, sebagai bagian dari kearifan lokal masyarakat Manggarai.
Ya, party tak pernah mati. Karena memang dihelat setiap tahun sejak kelulusan sang anak atau kira-kira bulan Mei sampai Agustus. Bersambung. []
#Timoteus Rosario Marten
Posting Komentar untuk "Party tak pernah mati"