Kabut terus menyambut kalbu
Daku tak kenal lagi rupa-Mu
gelap…
Daku tak kenal lagi rupa-Mu
gelap…
Sampai aku pergi jauh…
Di padang
di rimba
Di padang
di rimba
Tangan-Mu tak terengkuh
Lelahku seluruh
Lelahku seluruh
Terantuk aku pada kerikil-kerikil kecil
Kesebut usil yang mencicil
Kesebut usil yang mencicil
Hati dekil tiada ber-ada
Jiwa haus pada-Mu Paduka
Dimana Tuanku saat kutanya?
Di sini hamba merana tak terbilang
bernyanyi pada sunyi
dan gelap tak beradab
bernyanyi pada sunyi
dan gelap tak beradab
Tatkala pada sebuah perhentian di titian
Seruanku terlantun melejit sangat
Terkenang jalanan terpahat pahit
Seruanku terlantun melejit sangat
Terkenang jalanan terpahat pahit
Gelap…
Aku duduk terdiam
Berdiri tertegun
Diamku terbenam
Suara-Mu terilham
Pada-Mu Yang Maha Rahim
Lantunku,
puja-pujiku
Kata batinku,
tak terhenti
puja-pujiku
Kata batinku,
tak terhenti
Di ruang sunyiku, sapa-Mu dinanti
Hingga bintang fajar menyapa pagi
Kau tetap menyapa di dalam nadi
#2025
Posting Komentar untuk "Gelap sungguh"