Reverendus Pater Saverinus Semaung, MI (kiri) dan Reverendus Pater Plasidus Sufansi, MI (kanan). - Dokpri
Empat tahun lalu, 2020, saya menulis ulasan sekadarnya. Ihwal tahbisan imam baru. Judulnya "Tuang pertama dan mistisnya penyambutan”.
Tuang itu bernama Iwantinus Agung. Dia merupakan imam atau pastor dari komunitas Serikat Sabda Allah atau SVD.
Tuang Iwan menjadi imam pertama di Lentang. Bahkan sejak misi kekristenan masuk di Manggarai tahun 1900-an. Atau Paroki Rejeng-Ketang tahun 1950-an.
Kini Tuang Iwan menjadi misionaris di negara Amerika Latin, Argentina Timur, sejak tiga tahun lalu.
Sejarah itu, sejarah tahbisan imam baru, terukir kembali di Kampung Lentang. Dua pemuda gagah berani, dipilih Tuhan untuk bekerja di ladang-Nya.
Dua pemuda itu, ditahbiskan menjadi imam Camelian di Nita, Maumere, Flores, Minggu (19/1/2025). Mereka adalah Reverendus Pater Saverinus Semaung, MI dan Reverendus Pater Plasidus Sufansi, MI.
Pater Save dan Pater Sidus, demikian mereka disapa, ditahbiskan oleh Yang Mulia Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu.
Bersama Pater Save dan Pater Sidus, tiga lainnya ditahbiskan hari ini. Totalnya ada lima Camelian ditahbiskan.
Dua dari Keuskupan Labuan Bajo–Paroki Lando dan Paroki Pacar.
Sedangkan tiga lainnya dari Keuskupan Ruteng. Semuanya berasal dari Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga Rejeng-Ketang.
Dua dari Lentang, dan seorang lainnya dari Kampung Ruang. Namanya Reverendus Pater Fabianus Son, MI.
Uskup Edwaldus memberikan proficiat kepada lima imam baru tersebut. Dan berharap agar lima Camelian ini harus sehat supaya dapat melayani orang sakit.
“Jangan sampai mereka sakit (sehingga) tidak bisa melayani orang sakit,” kata Uskup Edwaldus, disambut gelak tawa umat yang menghadiri misa.
Uskup Edwaldus bahkan mengajak agar umat berdoa untuk mereka agar tetap setia, rendah hati, dan sederhana, untuk menjadi imam yang baik. Apalagi imam di tahun yubileum ini.
“Kita tetap berdoa untuk mereka agar mereka juga tetap bersukacita menjalani tugas pastoral sebagai imam. Juga bergembira bersama kongregasi, Ordo Pelayan Orang Sakit,” katanya.
Tahbisan dua pemuda pada awal 2025 ini, Pater Save dan Pater Sidus, menambah euforia dan rasa syukur warga gendang Lentang dan Paroki Rejeng.
Betapa tidak, orang Lentang baru saja merayakan syukuran imam baru, Oktober 2024. Dialah Pater Rio Nanto, SVD.
Kali ini, tidak main-main, dua orang sekaligus, dari kampung Lentang, ditahbis bersamaan. Dari ordo yang sama pula.
![]() |
Grafis. Profil dua imam baru di Lentang. Sumber data: Panitia Misa Sulung Imam Baru di Lentang. - Dokpri |
Save atau Jefri dan Sidus, merupakan dua pemuda dari keturunan Empo Ngara Waem Rani.
Empo Ngara adalah leluhur orang Lentang dari empat wae (keturunan), yakni Wae Ngaso (sulung), Wae One Reha (anak kedua dan ketiga) dan Wae Cucu (bungsu).
Dalam silsilah keturunan ame atau panga (semacam klan) Lentang, Save dan Sidus datang dari keturunan Wae Ngaso dan Wae Cucu.
Dalam hubungan kekeluargaan di Lentang, Save dan Sidus merupakan kesa-kela (baku ipar). Itu karena hubungan kawin-mawin.
Save dan Sidus kecil, juga belajar di sekolah yang sama, SDI Watu Weri dan SMPK St. Stefanus Ketang.
Rumah mereka berdekatan. Hanya sejauh lemparan batu, di permukiman Watu Weri.
Selain teman sepermainan, satu sekolah di SDI Watu Weri, rumah berdekatan, kesa-kela, Save dan Sidus kelak bergabung dalam ordo yang sama dalam komunitas religius Gereja Katolik.
Sebuah pemandangan langka ketika mereka melangkah ke natas labar pada 30 Januari 2025. Mereka berpelukan.
Dua imam baru ini, dengan jubah putih berselendang dan bersongkok songke, mereka melangkah menuju rumah gendang bersama rombongan dan umat.
Sejak kecil hingga Ordo Santo Kamilus Pelayan Orang Sakit atau MI (Ordine dei Ministri degli Infermi) menjadi tempat mereka diformasi, mereka selalu bersama.
Mulai dari masa kelas persiapan atau aspirant, postulat, novisiat, filsafat dan teologi di seminari tinggi Ledalero, hingga ditahbiskan menjadi imam.
Sebuah peristiwa berahmat turun atas Save dan Sidus bersama keluarga besar Kampung Lentang.
Imam baru sebagai pembuka jalan dari Wae Ngaso. Ditambah dua imam ditahbis bersamaan–Wae Cucu dan Wae Ngaso dan teman sepermainan, dari ordo yang sama itu, kelak menjadi catatan sejarah di masa depan. Bersambung. []
#2025
Posting Komentar untuk "Sejarah di masa depan (1/4)"